1. Sejarah Komunikasi Online
Perkembangan
pertama komunikasi online/daring (dalam jaringan) dimulai pada tahun 1960-an, ketika peneliti
Amerika mengembangkan protokol yang memungkinkan mengirim dan menerima
informasi atau pesan melalui komputer (Hafner & Lyon, 1996).
Protokol tersebut dinamakan ARPANET, yang diluncurkan pada tahun 1969,
akhirnya berkembang menjadi Internet. Internet berasal dari
interconnected networks yang disingkat menjadi Internetwork, atau
Internet, yang digunakan oleh sekitar 200 juta orang di seluruh dunia
pada pergantian millennium ke-3.
Pada periode pertama, sejak pertengahan 1980-an para pendidik menemukan potensi media pendidikan untuk pengajaran bahasa (Cummins, 1986). Integrasi komunikasi yang dimediasi komputer di dalam kelas itu sendiri dibagi menjadi dua,yaitu :
- Beberapa pendidik mulai menggunakan e-mail untuk mengatur pertukaran informasi jarak jauh,
- Pendidik mulai menggunakan program perangkat lunak sinkron (Daedalus Interchange. Daedalus Inc, 1989) untuk memungkinkan percakapan komputer antar kelas.
Komunikasi
daring menjadi mungkin dalam dunia pendidikan pertama kali pada tahun
1980-an, setelah pengembangan dan penyebaran komputer pribadi atau
PC(personal computer). Latar belakang komunikasi daring dalam
pembelajaran dan penelitian dapat dibagi menjadi dua periode yang
berbeda, yaitu :
a. ditandai oleh pengenalan komputer sebagai media pendidikan pada tahun 1980- an
b. munculnya world wide web pada pertengahan 1990-an.
2. Populasi Dalam Internet
Dalam populasi internet, beberapa survei menunjukkan bahwa pengguna internet laki kalah jumlah rekan-rekan perempuan. Internet digunakan untuk dianggap sebagai domain maskulin. Namun demikian, survei terbaru menunjukkan bahwa kesenjangan gender telah menghilang. Selain itu, jumlah pengguna internet laki-laki dan perempuan adalah sama (Pew Internet dan American Life, 2003). Jackson et al. (2001) mencatat bahwa meskipun perempuan muda dan laki-laki menggunakan internet sama sering, mereka menggunakan cara yang berbeda, dan hal ini dapat mempengaruhi motivasi untuk membeli secara online.
3. Kelompok Kerja Virtual
Kelompok
kerja virtual adalah sebuah "ruang kerja" yang berlokasi di dunia
internet, di mana seorang individu dapat menyelesaikan tugas-tugas yang
diperlukan untuk melaksanakan bisnis profesional atau pribadi tanpa memiliki
"fisik" lokasi usaha. Kelompok kerja virtual merupakan sebuah bentuk
aplikasi layanan perkantoran dalam format virtual yang bekerja secara online.
Pengaturan operasional dan fungsional suatu Kelompok kerja virtual memungkinkan
pemilik bisnis dan karyawan untuk bekerja dari lokasi di manapun dengan
menggunakan teknologi komputer seperti PC, laptop, ponsel dan akses internet.
Kelompok
kerja virtual menggunakan teknologi
komputer guna menghubungkan orang-orang yang terpisah secara fisik guna
mencapai sasaran bersama.Teknik tersebut memungkinkan orang saling bekerjasama
lewat metode online, kendati mereka dipisahkan yuridiksi negara bahkan benua.
Kelompok
kerja virtual dapat melakukan lebih banyak hal ketimbang kelompok kerja lainnya,
terutama dalam hal berbagi informasi, pembuatan keputusan, dan perampungan
pekerjaan. Mereka terdiri atas para anggota dari organisasi yang sama ataupun
hubungan anggota organ dengan para pekerja dari organisasi lain semisal
supplier ataupun partner perusahaan.
3 faktor utama yang membedakan Tim Virtual dengan tim-tim lain yang
face-to-face, yaitu :
1. Ketiadaan komunikasi lisan-fisik;
2. terbatasnya konteks sosial, dan
3. kemampuan mengatasi masalah waktu dan
hambatan tempat. Dalam komunikasi face-to
face,
orang menggunakan paraverbal seperti nada suara, intonasi, dan volume suara
serta nonverbal seperti gerak mata, roman muka, gerak tangan, dan bahasa tubuh
lainnya. Keduanya semakin menjelaskan komunikasi, tetapi kini hal-hal tersebut
nihil di dalam Tim Virtual. Tim Virtual menderita kekuarangan laporan sosial
yang manusiawi akibat interaksi langsung yang kecil diantara para anggotanya.
Pengguna umum kelompok kerja
virtual:
- Home Industri barang/jasa
- Akuntan
- Pengacara
- Hukum Perusahaan
- Toko online
- Dokter / Terapis
- Bisnis konsultan
- Mediator / resolusi konflik
- Senior manajemen
- Perusahaan hipotek
- Broker Saham / perencana keuangan
- Koleksi lembaga
- Jaringan kelompok
- Pelatih / instruktur
4. Kelompok Kerja dan Brainstorming
Brainstorming adalah aktivitas dimana sebuah kelompok mencoba untuk
menemukan solusi untuk suatu masalah tertentu, dengan cara mengumpulkan
daftar ide yang di dapat secara spontan oleh para anggota kelompoknya.
Brainstorming ditemukan dan di kembangkan oleh Alex Osborn Faickney pada
tahun 1953 melalui buku Terapan Imajinasi
Model-model dari brainstorming ada beberapa macam, antara lain:
- Verbal Brainstorming adalah kegiatan bertukar pikiran dalam sebuah kelompok yang dilakukan secara verbal dengan tatap muka dalam sebuah pertemuan langsung.
- Nominal Brainstorming adalah kegiatan bertukar pikiran dalam sebuah kelompok akan tetapi tidak dilakukan secara langsung artinya ketika bertukar pikiran menggunakan alat bantu seperti kertas atau dengan cara chatting.
- Electronic Brainstorming adalah kegiatan bertukar pikiran dalam sebuah kelompok yang dilakukan secara elektronik dengan menggunakan alat seperti group support system.
Dalam elektronik brainstorming, biasanya didukung oleh sistem rapat
elektronik atau EMS. Akan tetapi dapat juga dilakukan secara lebih
sederhana yaitu dengan cara berkirim email, menggunakan browser
berbasis, atau peer-to-peer software.
Dengan sistem rapat elektronik dapat anggota kelompok dapat bertukar ide
dengan menggunakan fasilitas internet, dengan begitu juga akan terlihat
bagaimana kontribusi dari masing-masing anggota kelompok. Dan juga
dalam cara ini dapat ditemukan ide-ide kreatif yang jarang mendapat
kesanaan antar anggotanya, sehingga dapat menghasilkan solusi pemecahan
masalah secara kreatif dan terkategorisasikan, penghapusan duplikat
ataun pengahpusan informasi yang sama, dapat menghasilkan pemikiran yang
tidak seperti biasanya atau tidak standar, dan proses diskusi antar
anggota kelompoknya.
Jadi dalam kerja kelompok dengan menggunakan cara brainstorming terlebih
dalam brainstorming model elektronik akan lebih efektif. karena dengan
menggunakan cara ini, anggota kelompok akan lebih mudah mendapatkan
materi dalam internet dan membaginya kepada anggota yang lain.
5. Kepercayaan Dalam Tim Virtual
Rasa saling percaya disetiap anggota tim sangatlah diperlukan, agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud secara maksimal. Namun dengan kurangnya kontak sosial, rasa saling percaya antar anggota tim dapat berkurang sehingga kemungkinan untuk gagal sangatlah mungkin dalam tim virtual. Dalam mengatasi hal ini kami memiliki beberapa cara agar rasa saling percaya dari setiap anggota tim dapat tumbuh sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud secara maksimal, berikut caranya:
- Pemimpin yang kompeten
- Membagi tugas dengan rata
- Keaktifan setiap anggota
- Kerjasama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar