Selasa, 06 November 2018

#SIP ARTIFICIAL INTELLIGENCE DAN EXPERT SYSTEM

ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI) 
DAN 
EXPERT SYSTEM (ES)
        Tahun 1950an Alan Turing seorang pionir Artificial Intelligence (AI) dan ahli matematika Inggris melakukan percobaan, Turing (Turing Test) yaitu sebuah komputer melalui terminalnya ditempatkan pada jarak jauh. Di ujung yang satu ada terminal dengan software AI dan di ujung lain ada sebuah terminal dengan seorang operator. Operator itu tidak mengetahui kalau di ujung terminal lain dipasang software AI. Mereka berkomunikasi dimana terminal di ujung memberikan respon terhadap serangkaian pertanyaan yang diajukan oleh operator. Dan sang operator itu mengira bahwa ia sedang berkomunikasi dengan operator lainnya yang berada pada terminal lain. Turing beranggapan bahwa jika mesin dapat membuat seseorang percaya bahwa dirinya mampu berkomunikasi dengan orang lain, maka dapat dikatakan bahwa mesin tersebut cerdas seperti layaknya manusia (Dahria, 2008).
       
       Expert System (ES) mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960an oleh Artificial Intelligence Corporation. Periode penelitian AI ini didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan komputer canggih akan menghasilkan prestasi pakar atau bahkan manusia super. Pada pertengahan tahun 1970an, beberapa ES mulai muncul. Sebuah pengetahuan kunci yang dipelajari saat itu adalah kekuatan dari ES berasal dari pengetahuan spesifik yang dimilikinya, bukan dari formalisme-formalisme khusus dan pola penarikan kesimpulan yang digunakannya. Awal 1980an, teknologi ES yang mula-mula dibatasi oleh suasana akademis mulai muncul sebagai aplikasi komersil, khususnya XCON, XSEL, dan CATS-1 (Kusrini, 2006)



HUBUNGAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI)
DAN KOGNISI MANUSIA


     Artificial Intelligence (AI) adalah suatu sistem informasi yang berhubungan dengan pengungkapan, pemodelan, dan penyimpanan kecerdasan manusia dalam sebuah sistem teknologi informasi sehingga sistem tersebut memiliki kecerdasan seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dikembangkan untuk mengembangkan metode dan sistem dalam menyelesaikan masalah, biasanya diselesaikan melalui aktivitas intelektual manusia seperti pengolahan citra, perencanaan, menganalisis, bahkan untuk meningkatkan kinerja sistem informasi berbasis komputer (Hayadi dan Rukun, 2016).
        Russell dan Norving (dalam Gerhana, Sudanyana, dan Budiman, 2013) lebih jauh menjelaskan kecerdasan buatan/Aritificial Intelligence (AI) dari sudut pandang berfikir manusiawi dalam pendekatan kognitif, bahwa bidang disiplin ilmu kognitif menyatukan model komputer dari Artificial Intelligence (AI) serta teknik eksperimen dari psikologi kognitif mencoba untuk membangun teori-teori yang tepat yang dapat menguji cara kerja fikiran manusia. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Perbedaan Aritificial Intelligence (AI) dan kognisi manusia:





EXPERT SYSTEM


      Shum, He, dan Li (2018) menjelaskan Eliza merupakan program yang dipublikasikan oleh Joseph Weizenbaum pada tahun 1966, yang dapat mengelabui pengguna hingga mempercayai bahwa mereka sedang bercakap-cakap dengan manusia nyata. Kunci metode operasional Eliza (dicontoh oleh perancang chatterbot hingga kini) melibatkan rekognisi dari isyarat kata-kata atau kalimat pada input, dan output berupa tanggapan yang telah dipersiapkan atau diprogram, yang dapat meneruskan percakapan dengan suatu cara sehingga tampak bermakna. Jadi terciptalah suatu ilusi pemahaman dimana pengolahan yang terlibat tidak sampai pada pemaknaan. Eliza menunjukkan ilusi tersebut yang entah bagaimana dinilai “cerdas” oleh manusia. 



      Parry dibuat pada tahun 1972 oleh psikiatris Kenneth Colby ketika di Universitas Stanford. Parry bertujuan untuk merefleksikan pikiran pasien dengan mental paranoid yang serius. Program ini menjalankan model mentahan dari prilaku schizophrenia paranoid berdasarkan konseptualisasi dan kepercayaan (penilaian tentang konseptualisasi: penerimaan, penolakan, dan netral). Ini juga menggunakan strategi percakapan, lebih serius dan merupakan program lanjutan dari Eliza.


     NetTalk adalah jaringan syaraf tiruan. Ini adalah hasil penelitian yang dilakukan pada pertengahan 1980-an oleh Terrence Sejnowski dan Charles Rosenberg. Tujuan di balik NetTalk adalah untuk membangun model yang disederhanakan yang dapat menjelaskan kompleksitas belajar tugas kognitif tingkat manusia, dan pelaksanaannya sebagai model koneksionis yang juga dapat belajar untuk melakukan tugas yang sebanding. NetTalk adalah program yang belajar mengucapkan teks bahasa Inggris tertulis dengan menampilkan teks sebagai masukan dan mencocokkan transkripsi fonetis sebagai pembanding.



Daftar Pustaka:
Dahria, M. (2008). Kecerdasan buatan (artificial intelligence). Jurnal 
     saintikom. 2 (5). 185-196.
Gerhana, Y. A., Sudanyana, H. R. & Budiman, T. (2013). Case-based 
     reasoning (cbd) dan pengembangan kemampuan penyelesaian masalah. 
     Jurnal istek. VII (1). 209-223.
Hayadi, H., & Rukun, K. (2016). What is expert system?. Yogyakarta: 
    Deepublish.
Kusrini. (2006). Sistem pakar, teori dan aplikasi. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Shum, H. Y., He, X. & Li, D. (2018). From eliza to xiaolee: challenges and 
    opportunities with social chatbots. Informatin technology & electronic 
    engineering. 19 (1). 10-26.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar