ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI)
DAN
EXPERT SYSTEM (ES)
Tahun 1950an Alan
Turing seorang pionir Artificial Intelligence (AI) dan ahli matematika Inggris
melakukan percobaan, Turing (Turing Test) yaitu sebuah komputer melalui
terminalnya ditempatkan pada jarak jauh. Di ujung yang satu ada terminal dengan
software AI dan di ujung lain ada sebuah terminal dengan seorang operator.
Operator itu tidak mengetahui kalau di ujung terminal lain dipasang software
AI. Mereka berkomunikasi dimana terminal di ujung memberikan respon terhadap
serangkaian pertanyaan yang diajukan oleh operator. Dan sang operator itu
mengira bahwa ia sedang berkomunikasi dengan operator lainnya yang berada pada
terminal lain. Turing beranggapan bahwa jika mesin dapat membuat seseorang
percaya bahwa dirinya mampu berkomunikasi dengan orang lain, maka dapat
dikatakan bahwa mesin tersebut cerdas seperti layaknya manusia (Dahria, 2008).
Expert System (ES) mulai dikembangkan pada
pertengahan tahun 1960an oleh Artificial Intelligence Corporation. Periode
penelitian AI ini didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nalar yang digabung
dengan komputer canggih akan menghasilkan prestasi pakar atau bahkan manusia
super. Pada pertengahan tahun 1970an, beberapa ES mulai muncul. Sebuah
pengetahuan kunci yang dipelajari saat itu adalah kekuatan dari ES berasal dari
pengetahuan spesifik yang dimilikinya, bukan dari formalisme-formalisme khusus
dan pola penarikan kesimpulan yang digunakannya. Awal 1980an, teknologi ES yang
mula-mula dibatasi oleh suasana akademis mulai muncul sebagai aplikasi
komersil, khususnya XCON, XSEL, dan CATS-1 (Kusrini, 2006)
HUBUNGAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI)
DAN KOGNISI MANUSIA
Artificial Intelligence
(AI) adalah suatu sistem informasi yang berhubungan dengan pengungkapan,
pemodelan, dan penyimpanan kecerdasan manusia dalam sebuah sistem teknologi
informasi sehingga sistem tersebut memiliki kecerdasan seperti yang dimiliki
manusia. Sistem ini dikembangkan untuk mengembangkan metode dan sistem dalam
menyelesaikan masalah, biasanya diselesaikan melalui aktivitas intelektual
manusia seperti pengolahan citra, perencanaan, menganalisis, bahkan untuk
meningkatkan kinerja sistem informasi berbasis komputer (Hayadi dan Rukun,
2016).
Russell dan Norving
(dalam Gerhana, Sudanyana, dan Budiman, 2013) lebih jauh menjelaskan kecerdasan buatan/Aritificial Intelligence (AI)
dari sudut pandang berfikir manusiawi dalam pendekatan kognitif, bahwa bidang
disiplin ilmu kognitif menyatukan model komputer dari Artificial Intelligence
(AI) serta teknik eksperimen dari psikologi kognitif mencoba untuk membangun
teori-teori yang tepat yang dapat menguji cara kerja fikiran manusia. Kecerdasan
diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan
pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Perbedaan Aritificial Intelligence (AI) dan kognisi manusia:
EXPERT SYSTEM
Shum, He,
dan Li (2018) menjelaskan Eliza merupakan program yang dipublikasikan oleh
Joseph Weizenbaum pada tahun 1966, yang dapat mengelabui pengguna hingga
mempercayai bahwa mereka sedang bercakap-cakap dengan manusia nyata. Kunci metode
operasional Eliza (dicontoh oleh perancang chatterbot hingga
kini) melibatkan rekognisi dari isyarat kata-kata atau kalimat pada input, dan output berupa tanggapan yang telah dipersiapkan
atau diprogram, yang dapat meneruskan percakapan dengan suatu cara sehingga
tampak bermakna. Jadi terciptalah suatu ilusi pemahaman dimana pengolahan yang
terlibat tidak sampai pada pemaknaan. Eliza menunjukkan ilusi tersebut yang
entah bagaimana dinilai “cerdas” oleh manusia.
Parry dibuat pada tahun 1972 oleh psikiatris Kenneth
Colby ketika di Universitas Stanford. Parry bertujuan untuk merefleksikan
pikiran pasien dengan mental paranoid yang serius. Program ini menjalankan
model mentahan dari prilaku schizophrenia paranoid berdasarkan konseptualisasi
dan kepercayaan (penilaian tentang konseptualisasi: penerimaan, penolakan, dan
netral). Ini juga menggunakan strategi percakapan, lebih serius dan merupakan
program lanjutan dari Eliza.
NetTalk adalah jaringan syaraf
tiruan. Ini adalah hasil penelitian yang dilakukan pada pertengahan 1980-an
oleh Terrence Sejnowski dan Charles Rosenberg. Tujuan di balik NetTalk adalah
untuk membangun model yang disederhanakan yang dapat menjelaskan kompleksitas
belajar tugas kognitif tingkat manusia, dan pelaksanaannya sebagai model
koneksionis yang juga dapat belajar untuk melakukan tugas yang sebanding. NetTalk adalah program yang belajar mengucapkan teks
bahasa Inggris tertulis dengan menampilkan teks sebagai masukan dan mencocokkan
transkripsi fonetis sebagai pembanding.
Daftar Pustaka:
Dahria, M. (2008).
Kecerdasan buatan (artificial intelligence). Jurnal
saintikom. 2 (5). 185-196.
Gerhana, Y. A.,
Sudanyana, H. R. & Budiman, T. (2013). Case-based
reasoning (cbd) dan
pengembangan kemampuan penyelesaian masalah.
Jurnal istek. VII (1). 209-223.
Hayadi, H., &
Rukun, K. (2016). What is expert system?.
Yogyakarta:
Deepublish.
Kusrini. (2006). Sistem pakar, teori dan aplikasi.
Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Shum, H. Y., He, X.
& Li, D. (2018). From eliza to xiaolee: challenges and
opportunities with
social chatbots. Informatin technology
& electronic
engineering. 19 (1). 10-26.